Key Takeaways
- Kerja di luar negeri bisa jadi stressor baru
- Ada cara efektif mengelola tekanan karir internasional
- Mindset yang tepat untuk sukses di perusahaan global
Buat lo yang lagi ngejar karir di perusahaan luar negeri, pasti udah sering denger omongan "Wah, keren banget kerja di luar!" atau "Gaji pasti gede ya?". Tapi tunggu dulu, gue mau ngomongin sesuatu yang jarang dibahas: tekanan mental yang dateng pas ngejar karir internasional ini.
Berdasarkan pengalaman banyak fresh graduate yang gue temuin, ngejar karir di luar negeri itu bisa bikin overthinking parah. Mulai dari ngerasa "gue kurang kompeten nih", sampe ketakutan gagal yang bikin lo malah jadi self-sabotage. Sebagai platform edukasi life skills, Satu Persen sering banget nemuin kasus kayak gini.
Apa yang Bikin Stres?
- Imposter Syndrome Merajalela: Banyak banget yang ngerasa "gue nggak pantes" atau "gue cuma beruntung" padahal sebenernya lo udah punya skill yang oke. Ini bahaya banget karena bisa bikin lo nggak maksimal pas interview atau bahkan pas udah kerja.
- Tekanan dari Lingkungan: "Udah berapa kali apply?" atau "Kapan dapet kerja di luar?" - pertanyaan-pertanyaan ini mungkin kedengerannya sepele, tapi bisa jadi beban mental yang berat.
- Overthinking soal Masa Depan: Lo mulai mikir macem-macem: "Gimana kalo gue gagal?", "Apa gue bakal bisa adaptasi?", "Gimana kalo ternyata gue nggak cocok?"
Kenapa Ini Penting?
Masalah mental health dalam karir internasional ini sering banget diabaikan. Padahal, kalo nggak dikelola dengan baik, stres dan anxiety bisa ngehambat lo buat mencapai potensi maksimal. Bahkan bisa bikin lo mundur sebelum nyoba.
Lo tau nggak? Berdasarkan pengalaman Satu Persen ngedampingin ribuan anak muda, mereka yang sukses dapet kerja di luar negeri bukan cuma yang paling pinter atau paling berpengalaman. Tapi mereka yang bisa manage mental health-nya dengan baik selama proses pencarian kerja.
Mindset yang Perlu Lo Ubah
Kalau lo lagi ngejar mimpi buat kerja di luar negeri, ada satu hal penting yang harus lo pahami: semuanya butuh proses. Banyak orang yang gagal bukan karena mereka nggak punya skill, tapi karena mereka punya mindset yang nggak mendukung. Jadi, coba deh ubah cara pandang lo mulai sekarang.
1. Berhenti Bandingin Diri
Lo nggak perlu jadi "sempurna" buat dapet kerja di luar. Serius, nggak ada orang yang bener-bener sempurna. Fokus lo harusnya ke progress lo sendiri. Jangan buang energi buat ngebandingin diri lo sama orang lain, apalagi kalau cuma liat highlights hidup mereka di media sosial.
Ingat, setiap orang punya jalan masing-masing. Lo nggak tahu perjuangan apa yang mereka lewati di balik layar. Jadi, mending fokus ke growth journey lo sendiri. Nikmatin prosesnya, rayain setiap pencapaian kecil, dan tetap percaya diri kalau lo juga punya potensi yang luar biasa.
2. Lihat Failure Sebagai Data
Nggak lolos interview atau ditolak perusahaan? Jangan buru-buru down. Lihat ini sebagai data buat improve diri lo.
Setiap kali gagal, coba catat apa aja yang menurut lo perlu diperbaiki. Kalau memungkinkan, minta feedback langsung dari recruiter. Informasi ini berharga banget buat next opportunity. Ingat, kegagalan cuma bagian dari proses belajar. Semakin banyak lo belajar, semakin siap lo buat kesempatan berikutnya.
Langkah Praktis Manage Stress
Mengejar karir internasional itu nggak mudah, dan pasti ada momen di mana lo ngerasa overwhelmed. Tapi tenang, ada beberapa langkah praktis yang bisa lo lakuin buat manage stress:
1. Bikin Action Plan yang Realistis
Tanpa rencana, lo bakal lebih gampang stres. Jadi, mulailah dengan:
- Set Target Mingguan yang Achievable: Jangan terlalu muluk-muluk. Fokus ke hal kecil yang bisa lo capai setiap minggu.
- Break Down Big Goals Jadi Task Kecil: Daripada nulis "dapet kerja di luar negeri" sebagai goal, pecah jadi task yang spesifik kayak "apply 5 lowongan minggu ini" atau "latihan interview 2 kali."
- Tracking Progress: Catat setiap pencapaian lo, sekecil apapun. Ini bikin lo sadar kalau lo udah jalan ke arah yang bener.
2. Bangun Support System
Lo nggak perlu jalan sendirian. Cari orang-orang yang bisa jadi pendukung lo di perjalanan ini.
- Join Komunitas: Gabung di komunitas yang sama-sama ngejar karir internasional. Sharing pengalaman bisa bikin lo lebih semangat.
- Sharing dengan Teman: Temen yang udah berhasil bisa jadi inspirasi sekaligus motivator buat lo.
- Cari Mentor: Mentor bisa kasih lo arahan yang tepat dan membantu lo menghindari kesalahan yang nggak perlu.
3. Praktekin Self-Care
Jangan lupa, kesehatan mental lo sama pentingnya dengan skill lo. Jadi, luangin waktu buat diri sendiri:
- Atur Jadwal Istirahat: Kurang tidur cuma bakal bikin lo makin stres dan nggak fokus.
- Jalani Hobi: Melakukan hal yang lo suka bisa jadi cara buat recharge energi lo.
- Aktivitas yang Bikin Semangat: Entah itu olahraga, nonton film favorit, atau jalan-jalan, lakukan hal yang bikin lo happy.
Cara Praktis Kurangin Overthinking
Overthinking itu musuh besar. Kalau nggak dikontrol, ini bisa bikin lo stuck. Jadi, coba langkah-langkah ini buat ngurangin overthinking:
1. Journaling
Tulis semua pikiran lo di jurnal. Ini cara yang efektif buat "ngeluarin" semua kekhawatiran dari kepala lo. Setelah lo tulis, coba baca lagi dan analisa secara objektif. Kadang, overthinking cuma karena lo terlalu memikirkan hal-hal yang sebenernya nggak seburuk itu.
2. Set Boundary
Jangan biarkan hidup lo cuma tentang ngejar karir. Batasin waktu lo buat browsing lowongan kerja atau persiapan interview. Tentuin jadwal spesifik kapan lo mau kerja, dan kapan lo mau santai. Ini penting biar lo tetap punya keseimbangan dalam hidup.
3. Fokus ke Present
Daripada mikirin “what if” soal masa depan, fokus aja ke hal yang bisa lo lakukan sekarang.
- Improve Skill yang Dibutuhkan: Pelajari skill yang sesuai dengan job yang lo incer.
- Networking yang Meaningful: Bangun relasi dengan orang-orang yang bisa membantu lo dalam perjalanan karir.
- Enhance CV dan Portfolio: Pastikan dokumen lo mencerminkan kemampuan terbaik lo.
Wajar banget kalau lo ngerasa overwhelmed di perjalanan ini. Tapi dengan mindset yang positif dan strategi yang tepat, lo bisa manage stress lebih baik. Jangan terlalu keras sama diri sendiri, dan tetap percaya kalau semua usaha lo bakal ada hasilnya.
Yuk, fokus ke langkah kecil, nikmatin proses, dan jangan lupa buat tetap happy di perjalanan lo! Lo pasti bisa!
Kesimpulan
Setelah ngebahas semua hal di atas, inget bahwa kesehatan mental lo selama proses nyari kerja di luar negeri itu sama pentingnya dengan skill teknis yang lo punya.
Kalo lo ngerasa butuh bantuan buat manage stress atau anxiety selama proses ini, Satu Persen punya layanan konsultasi yang bisa bantu lo. Dengan konsultasi bareng psikolog profesional, lo bisa:
- Dapetin strategi konkret buat handle overthinking
- Belajar teknik mindfulness yang praktis
- Punya partner buat diskusi dan planning karir
Pengen mulai journey lo dengan mindset yang lebih sehat? Yuk, book sesi konsultasi lo di satu.bio/konseling-yuk,
Buat yang pengen dapetin insight lebih mendalam soal pengembangan karir dan mental health, jangan lupa follow @transferwawasan di Instagram. Di sana lo bakal dapet konten-konten berkualitas soal:
- Tips praktis pengembangan diri
- Strategi building confidence
- Life hacks buat produktivitas maksimal
FAQ
Q: Berapa lama waktu yang ideal buat persiapan kerja di luar negeri?A: Nggak ada timeline yang "ideal" karena setiap orang punya journey yang beda. Yang penting adalah konsistensi dalam persiapan dan improvement diri.
Q: Gimana cara tau kalo gue udah siap apply kerja di luar?A: Kalo lo udah punya skill yang required, bahasa yang memadai, dan mental yang stabil, itu adalah tanda-tanda kesiapan dasar. Tapi inget, "perfect timing" itu nggak ada - sometimes you just need to take the leap!
Q: Kalo stress parah pas proses apply, better stop dulu atau lanjut?A: Ini tergantung seberapa parah stress-nya. Kalo sampe mengganggu daily life atau kesehatan, better ambil break dan konsultasi ke psikolog. Lo bisa mulai lagi dengan strategi yang lebih sehat.
Q: Gimana cara maintain work-life balance selama proses job hunting?A: Set jadwal khusus buat job hunting, sisain waktu buat self-care dan hobi, dan practice boundary setting. Jangan lupa tetep maintain koneksi sama temen dan keluarga.
Q: Apa yang harus dilakuin kalo kena rejection berkali-kali?A: Take a step back, evaluasi feedback yang ada, improve apa yang perlu, dan jangan lupa self-care. Kalo butuh, cari support system atau konsultasi sama profesional buat rebuild confidence.
